“Menjaring
Mimpi di Secercah Doa”
Oleh: Agustin Az-zahra
(Dimuat dalam Antologi Cerpen bersama Penerbit Xpose Media)
Langit senja ini tampak
mendung. Sama seperti suasana hatiku yang dirundung duka. Bagaimana tidak?
Cita-citaku selepas SMA adalah melanjutkan ke bangku kuliah. Namun apa daya,
orangtuaku tak mampu membiayaiku untuk sekolah lebih tinggi.
“Sabar ya nak, kami
hanya bisa menyekolahkanmu sampai SMA saja. Mudah-mudahan nanti lain waktu
bapak ada rejeki lagi.” Bapak mencoba menasihatiku.
“Iya Ra, coba kamu ikut
jalur beasiswa saja. Siapa tau rejekimu. Kamu kan anak pintar.” Ibuku mencoba
meneduhkan hatiku.
“Makasih ya pak, bu,
Zahra gak apa-apa kok belum bisa kuliah, Zahra cuma minta doa dan restu kalian
untuk senantiasa mendukung Zahra dalam mencapai cita-cita.” Kataku dengan suara
lirih.
“Iya pasti kita akan
senantiasa tetap berdoa untuk kebaikanmu nak.”
“Jangan lupa juga untuk
tetap lakukan sholat tahajud dan sholat dhuha, karena dua hal itulah yang akan
menguatkan dan menolongmu dari ujian yang Allah berikan kepadamu.”
“Iya, pasti akan Zahra
ingat dan akan Zahra lakukan setiap hari.”
“Zahra boleh nggak pak,
bu, ikut sama teteh merantau ke Tangerang? Niatnya sih mau kerja dulu, mau
ngumpulin uang buat kuliah nantinya gitu.”
“Hmm, ya sudah jika
niatmu sudah bulat, kami gak bisa melarang. Yang penting pesan bapak selalu
diingat ya, jaga pergaulan disana, jangan lupakan sholat lima waktu, dan harus
nurut sama kakakmu.’
“Iya pak.”
Xxx
Hidup adalah pilihan.
Kita lah yang mau menentukan seperti apa arah tujuan kita di masa depan, karena
apa yang kita capai hari ini adalah buah dari apa yang kita lakukan di masa
lalu, dan apa yang kita lakukan hari ini akan kita tuai hasilnya di masa depan.
Jadi, yang harus kita lakukan adalah melakukan yang terbaik yang bisa kita
lakukan di masa ini.
Seperti pepatah bilang:
“Give
the best to the world and the best will come to you: lakukanlah yang terbaik
untuk dunia dan hasil yang terbaik itulah yang akan datang kepadamu .”
Di saat orang-orang bisa dengan mudahnya
melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar dengan gampangnya, aku di sini harus
banting tulang mencari dana untuk bisa mencari ilmu. Belum lagi teman-teman di
tempatku bekerja tidak sedikit yang mencelaku dan mematahkan semangatku.
“Buat apa sih Zahra,
kamu kuliah segala, sudah kerja susah-susah, uangnya malah dibuang buat biaya
kuliah, mending dikumpulin buat nikah.”
“Perempuan mah gak
wajib buat kuliah, toh ntar jadinya juga cuma di dapur, kasur, sama sumur.”
“Banyak sekarang
sarjana yang nganggur, udah kamu orang susah, nanti kalau udah jadi sarjana
nganggur gimana? Sayang atuh sama uangnya udah kebuang percuma” dan sederet
omongan negatif lainnya yang mereka lontarkan kepadaku.
Ya Allah, kadang kalau sedang down, aku sering memikirkan omongan
mereka.
Apakah aku bisa melanjutkan mimpiku?
Mimpiku adalah menjadi seorang guru yang
bisa mendidik murid-muridku dengan akhlak yang mulia. Aku ingin menjadi contoh
dan tauladan yang baik untuk generasi muda Indonesia, karena anak-anak
Indonesia sudah kehilangan sosok figur yang bisa mereka teladani, bukan
artis-artis idola yang tidak pantas dijadikan panutan mereka.
Salahkah mimpiku ini?
Namun, aku teringat kisah “Laskar
Pelangi” yang dengan kemauan dan kegigihan yang kuat mereka bisa mengejar dan
mencapai cita-cita mereka. Lihatlah bagaimana ujian demi ujian yang dihadapi
Ikal dan Arai tak mematahkan semangat mereka untuk mencapai mimpi-mimpi mereka.
Juga kisah “Negeri Lima Menara” yang sangat menginspirasiku untuk tetap kuat mengapai
mimpi-mimpiku. Bagaimana kelima sahabat bisa sukses karena keyakinan dan
ketangguhan hati mereka.
Perkataan Andrea Hirata terus terngiang
di pikiranku:
“Bermimpilah,
karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.”
Ya, sebuah cita-cita itu akan
terealisasi dari sebuah mimpi, karena setiap orang punya hak untuk bermimpi.
Xxx
“Tuhan
tahu, tapi menunggu.” Begitulah perkataan Leo Tolstoy.
Di tahun keempat aku lulus dari SMA,
Allah memudahkan jalanku untuk memulai langkahku yang terhenti untuk kuliah.
Aku bersyukur bisa melanjutkan mimpiku yang tertunda sekian lama untuk kembali
merasakan hausnya ilmu. Aku pun bersyukur aku masih punya keluarga yang tetap
mendukungku untuk mencapai cita-citaku. Meskipun aku harus memulai kuliah di
malam hari dan pagi harinya aku bekerja, itu tak jadi masalah untukku. Yang
penting dalam pikiranku bagaimana caranya aku harus tetap mengejar mimpiku.
Namun, Allah kembali
mengujiku. Di tempatku bekerja di berlakukan tiga shift, dan itu berarti aku
harus merelakan waktu seminggu untuk tidak masuk kuliah. Ketika aku meminta
ijin untuk non-shift, managerku malah bilang:
“Kamu kerja sambil kuliah atau kuliah
sambil kerja?” deg, itu berarti aku harus mau tidak mau mengikuti aturan
perusahaan tempatku bekerja.
Mungkin kita sering
merasakan keadaan yang tidak bersahabat dengan kita, maka janganlah kita
menyalahkannya, namun mintalah pada Allah kekuatan untuk menghadapinya.
Ingatlah selalu pepatah yang berbunyi:
“Man
jadda wa jada: siapa yang bersungguh-sungguh, dia akan mendapatkannya.”
Kesungguhan dan keyakinan yang kuat
adalah kunci utama menghadapi berbagai ujian dalam pencapaian kesuksesan kita.
Lihatlah apa yang
dikatakan pemerintah Jepang ketika dulu Negara Jepang hancur lebur dibombardir
oleh sekutu Amerika, “berapa jumlah guru
yang masih tersisa di sini?”.
Ya. Betapa andil seorang guru sangatlah
besar untuk kemajuan sebuah Negara.
Aku ingin seperti Ikal
dan Arai yang bisa melanjutkan pendidikan mereka ke luar negeri. Aku ingin
berbagi pengalaman dengan kawan-kawan di belahan bumi sana.
Mungkinkah mimpi ini bisa terwujud?
Mungkin. Sangat amat mungkin.
Tetaplah berdoa dan dekat kepada-Nya.
Karena Dialah yang Maha Pemberi rizki.
Keindahan dari sebuah
kesuksesan adalah bukan dari bagaimana kita tak pernah gagal tapi bagaimana
kita bangkit kembali saat mengalami kegagalan. Orang-orang yang sukses dalam
hidupnya pasti pernah mengalami kegagalan berkali-kali, namun mereka tak pernah
gentar dan menyerah dalam mencapai mimpinya. Aku harus meyakini itu. Aku harus
kuat dan harus bisa memotivasi diriku sendiri. Lagu dari Fileski yang berjudul
“BANGKITLAH” seakan menamparku dan memotivasiku.
Saat
kita jatuh
Terhenti
tak mampu berjalan
Jangan
larut dan tenggelam
Saat
kegagalan hinaan menyerang langkahmu
Ingat
mereka
Orang
yang kau cinta
Bangkitlah…
bangkitlah
Ingatlah
mimpimu
Bangkitlah
(masa
depan yang indah menantimu)
Jalan
masih panjang
Bahagia
menantimu disana
Jangan
ragu
Yakin
pasti bisa
Ini
bukanlah akhir kisahmu
Ini
bukanlah takdir hidupmu
Tuhan
tak pernah batasi doamu
Xxx
Bangkitlah kawan!
Karena kesuksesan butuh perjuangan, tidak ada kesuksesan yang instan. Kuatkan
hati, azzamkan diri bahwa kita pasti bisa meraih impian dan cita-cita kita.
Bersyukurlah, karena kasih sayang Allah dan dukungan dari keluarga masih kita
dapatkan. Tutup telinga dari omongan orang-orang yang iri dengan apa yang kita
lakukan. Mereka tak bisa atau tak berani menanggung risiko dari kegagalan yang
akan mereka hadapi nanti. Tetaplah berdoa dan teruslah berusaha hingga esok kan
kita raih mimpi kita. Semangat untuk meraih kesuksesan, kawan!
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan
Tuhan-mu berfirman: ‘berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan (doa)
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah (berdoa)
kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
(Q.S.
GHAFIR:60)
Ini hampir mirip dengan kisahku cita2 akupun sama ingin menjadi guru hehehe semoga aku bisa kuliah tahun ini aamiin... walaupun seorang wanita mengabdi di dapur sumur kasur tapi tetap anak2 kita harus mempinyai ibu yg cerdas :)
BalasHapusAku like. Ceritanya dan alur serta gayanya pny khas
BalasHapusBagus kak zahra ;) sukses kak
BalasHapussubhanallah mba.. kisah zahra yang bersemangat untuk menggapai cita-citanya yang bisa jadi panutan buat kita semua yang mempunyai sebuah impian :-)
BalasHapusterima kasih yg sudah memberikan komentarnya.
BalasHapusBagi teman-teman yg hobi menulis ayo ikut event menulis yg aku adakan. buka
http://www.negerikertas.com/2015/05/sayembara-cerpen-puisi-kotakabtangerang.html?m=0