“Kekuatan
Sebuah Kesuksesan”
Oleh:
Agustin Az-zahra
Setiap
orang pasti punya mimpi dan cita-cita. Salah satu cara menggapai mimpi kita
adalah dengan bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan kita. Namun, tidak
sedikit orang-orang yang mengeluh, putus asa, bahkan sudah tidak mau bangkit
ketika sudah mengalami kegagalan. Kenapa itu bisa terjadi? Apa alasannya?
Bagaimana cara kita untuk tetap semangat dan kuat menghadapi tantangan dan
ujian dalam dunia pekerjaan? Berikut akan kita kupas bersama-sama.
Kegagalan
terjadi karena dalam diri kita tidak memiliki niat yang kuat untuk menggapai
apa yang kita mimpikan. Terkadang kita merasa bosan dan jenuh dengan pekerjaan
rutin yang kita lakukan sehari-hari. Namun, untuk melakukan perubahan atau
inovasi dan keluar dari zona “nyaman” itu, kita masih memikirkan banyak
risiko-risiko yang akan dihadapi nantinya. Belum lagi, kata-kata pematah
semangat dari teman-teman, keluarga, atau dalam diri kita terus menghantui. Mau
melangkah, takut. Mau berubah, takut. Mau melakukan apapun, takut. Sehingga
kita hanya diam di tempat, atau bahkan sedikit demi sedikit mundur. Lama-lama
pikiran stress muncul dan kita menjadi putus asa. Padahal Allah SWT berfirman
dalam QS. A-Zumar: 53 yang artinya:
Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Janganlah
kita berputus asa dari rahmat Allah. Karena Allah sudah menetapkan rizki kepada
setiap hamba-Nya. Namun, bagaimana jika kondisi kerja yang sudah tidak nyaman
dan kita sudah merasakan tekanan batin yang luar biasa?
Allah
SWT berfirman dalam QS. Thaha: 132
yang artinya:
Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami
tidak meminta rejeki kepadamu, Kamilah yang memberi rejeki kepadamu. Dan akibat
(yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Kita
diperintahkan untuk mendekat kepada-Nya dengan meningkatkan ibadah kita dan
juga tetap bersabar menghadapi cobaan yang kita alami di tempat kerja. Kita
harus memahami bahwa ketika kita sudah mengikatkan diri dengan perusahaan
tempat kita bekerja, kita harus siap dengan kondisi apapun yang akan terjadi,
dalam batas kewajaran dan sesuai dengan perjanjian kerja bersama. Namun, jika
yang kita alami sudah melampaui batas, ,misalnya kita mendapatkan penganiayaan,
pelecehan seksual, pencemaran nama baik, maka solusi terbaik adalah dengan
berhijrah, keluar dari tempat kita bekerja tersebut. Kita harus yakin bahwa
rejeki itu sudah diatur oleh-Nya, bahkan kepada binatang sekalipun. Sesuai
dengan firman-Nya:
Dan tidak ada suatu binatang melata
pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rejekinya, dan Dia mengetahui
tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
kisah yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS.
Hud: 6)
Lihatlah
bagaimana begitu kuasanya Allah SWT. Semua makhluk hidup sudah dijamin
rejekinya. Tugas kita adalah memaksimalkan potensi dalam diri kita untuk
menjemput rejeki kita. Seperti kata pepatah:
“Give the best to the world and the
best will come to you!”
Lakukanlah
yang terbaik yang bisa kita lakukan. Bangkitlah dari keterpurukan dan rasa
takut. Hadapi semua ujian dengan penuh kesabaran dan kekuatan. Ingatlah, bahwa
orang sukses adalah mereka yang tak pernah menyerah. Gagal, coba lagi. Gagal,
coba lagi. Hingga percobaan yang ke sekian kali nanti, pasti akan kita dapati
keberhasilan. Kuatkan niat dalam diri, yakinkan hati, maksimalkan potensi diri,
pasti kesuksesan akan kita dapati.
“Man jadda wa jada: siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan berhasil!”
Dan katakanlah, “bekerjalah kamu,
maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang
Mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar