"Jejak
Mimpi dalam Diary"
Oleh: Agustin
Az-zahra
dimuat dalam buku antologi cerpen bersama Penerbit Dwi Linggo
-Tangerang, 20 April
2010
Ry, kau tahu.
Hari ini pengumuman kelulusan SMA!! Dan alhamdulillah aku lulus dengan nilai
baik ry. Aku tak henti-hentinya bersujud syukur pada-Nya. Aku yakin ini adalah
awal dariku untuk mengawali jejak mimpiku.
-15 Mei 2010
Ry, ternyata
hidup ini tidak selamanya berjalan mulus ya. Kau tahu, musibah melanda
keluargaku. Ayahku dipecat dari kantornya karena ulah orang lain yang tidak
senang dengan jabatan ayahku. Aku sangat terpukul ry. Untungnya ibuku masih
punya penghasilan dari berjualan di depan rumah. Namun, bagaimana dengan
cita-citaku? Aku ingin meneruskan jejak mimpiku. Tapi aku tak boleh egois.
Masih ada dua adikku yang harus tetap sekolah. Apa yang harus kulakukan?
-1 Juni 2010
Aku tak patah
semangat, Ry. Aku mencoba jalur beasiswa gratis untuk siswa berprestasi dan
kurang mampu. Aku hanya bisa berdoa dan berusaha mudah-mudahan Allah
mengabulkan rabithahku ini. Aamiin.
-1 Juli 2010
Ry, kau tahu bahwa
Allah punya rencana yang indah pada waktunya. Aku belum bisa meneruskan
mimpiku, Ry. Di pengumuman online
yang kubaca, tak ada satupun namaku. Haruskah aku mengubur mimpi-mimpiku?
-8 Juli 2010
Seminggu
berselang dari pengumuman itu, ayahku sakit, Ry. Ternyata selama ini beliau
mengidap TBC. Pantas saja akhir-akhir ini ayahku tak henti-hentinya batuk.
Namun ayahku adalah pribadi yang kuat. Beliau begitu rapi menyimpan rahasia
penyakitnya. Dan, di usianya yang sudah kepala lima, baru kutahu perihal penyakitnya.
Ayah harus kuat! Ayah pasti sembuh!
-9 Juli 2010
Penyakit ayah
semakin parah, Ry. Kali ini kulihat ayah batuk darah! Kami semua panik. Dengan
dibantu tetangga, ayah dibawa langsung ke ruang UGD. Di luar ruangan aku, kedua
adikku serta ibuku tak henti-hentinya berdoa untuk kesembuhan ayahku tercinta.
Satu jam kami
menunggu kepastian dari dokter. Dan ketika pintu baru saja dibuka, kami
langsung menghampiri dokter.
“Bagaimana
keadaan ayah saya dok?” aku bertanya.
“Kondisi pasien
sudah sangat lemah. Penyakit yang dideritanya sudah teramat lama. Kemungkinan
untuk sembuh sangatlah kecil. Kita hanya bisa pasrah dan berdoa untuk
kesembuhan pasien.”
Aku dan
keluargaku hanya bisa menangis mendengarnya. Aku yakin akan kuasa-Mu ya Rabb.
Sembuhkanlah ayahku.
-10 Juli 2010
Adzan shubuh
berkumandang. Bertepatan dengan ayahku tlah tiada. Kami sudah pasrah dan ikhlas
atas ketetapan takdir dari-Nya. Aku tahu bahwa setiap makhluk hidup di dunia
ini pasti suatu saat akan kembali pada-Nya. Ayah memang sudah berada di tempat
yang tenang dan aku akan selalu mendoakannya di setiap sujudku. Kata-kata
wasiat terakhirnya akan selalu kukenang. Beliau berkata, “Nak, tetaplah selalu
tersenyum dalam kondisi apapun. Allah itu Maha Mengetahui apa yang tersimpan
dalam lubuk hati hamba-Nya. Teruslah bermimpi dan buatlah ibumu bangga padamu.
Yakinlah bahwa suatu saat kau akan meraih mimpimu. Jaga ibu dan kedua adikmu
ya. Ayah yakin kau adalah wanita yang kuat.”
Ayah, nasihat
terakhirmu akan selalu kuukir di lubuk hatiku. Ry, kau adalah salah satu saksi
dalam hidupku.
-17 Juli 2010
Dunia ini memang
keras ya Ry. Sudah seminggu aku mencari lowongan pekerjaan namun belum
membuahkan hasil. Tapi aku harus kuat. Allah pasti memberikan rizki kepada
semua makhluk-Nya.
-12 Agustus 2010
Hampir satu
bulan aku mencari lowongan pekerjaan Ry. Kadang aku hampir putus asa. Dan
ternyata aku mendapatkan kejutan di siang hari. Aku mendapatkan panggilan kerja
di salah satu perusahaan sepatu terbesar di Tangerang! Alhamdulillah, Allah
memang Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-Nya.
-12 Agustus 2011
Bermimpilah,
karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu. Begitu kata Andrea Hirata dalam
novelnya. Satu tahun aku bekerja di perusahaan sepatu ini, aku ditawari
managerku untuk kuliah Ry! Perusahaan yang akan membayar semua biayanya!
Alhamdulillah, aku hanya bisa mengucap syukur pada-Nya. Mimpiku untuk terus
menuntut ilmu terbayar sudah. Aku harus semangat!
-12 Agustus 2015
Kau tahu aku
dimana sekarang, Ry? Maaf selama 4 tahun aku tak mengisimu karena kesibukanku. Aku
sekarang di Prancis Ry! Tempat yang pernah dijejakki oleh penulis favoritku,
Andrea Hirata! Aku dikirim oleh perusahaan untuk bekerja di sini. Aku sebagai
garda terdepan dalam mempromosikan sepatu buatan kami. Kau tahu, Allah satu
persatu menjawab mimpi-mimpiku. Aku pun akan menuliskan jejak hidupku dalam
sebuah buku, karena aku yakin banyak di luar sana yang mempunyai kondisi yang
sama denganku.
Satu hal yang
harus kalian ingat, Allah tak pernah membuat hanba-Nya bersedih. Teruslah
bermimpi, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu!
Ayah, anakmu
sekarang sudah bisa membuat ibu bangga…
Xxx
salam semangat menulis
BalasHapussedih mba bacanya.. semangat buat penulis dalam mewujudkan impiannya :-) semoga karya-karyanya selalu membuat motivasi orang banyak :-D AAMIIN YA RABB
BalasHapus