“THE
POWER OF LOVE”
oleh: Agustin Az-zahra
Cinta.
Siapa yang tidak mengenal kata “cinta”??
Setiap
manusia pasti pernah merasakannya. Bahkan anak-anak SD pun sudah bermain-main
dengan cinta. Namun, cinta apakah yang bisa membuat kita bahagia? Cinta seperti
apa yang bisa memberikan kekuatan/energi bagi yang merasakannya?
Ibnu Qayyim rahimahullah
mendeskripsikan tentang cinta yang terpuji dalam kitab ad-Da’wa ad-Dawa’
(penyakit dan obat):
“Cinta yang terpuji adalah cinta
yang memberikan manfaat kepada orang yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan
dunia dan akhiratnya. Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan
cinta bencana adalah cinta yang membahayakan
pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke pintu kenistaan
serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.
Ya.
Carilah cinta yang bisa memberikan manfaat bagi diri kita dan orang lain.
Dengan cinta itulah kita menebar ilmu dan kebaikan kepada semua makhluk hidup.
Dan dengan cinta pula dapat membangkitkan jiwa dan menata perilaku kita. Karena
mengungkapkannya adalah suatu kewajaran dan memendamnya menjadi beban. Kita
tidak memungkiri kerusakan cinta jika terbumbui oleh perbuatan tercela kepada
sesama makhluk. Yang kita dambakan adalah cinta suci dari seseorang laki-laki
idaman yang selalu komitmen kepada agama, kehormatan, dan akhlak. Jangan sampai
cinta menjadi jurang pemisah antara manusia dengan khalik-Nya dan menyebabkan
antara pecinta dengan yang dicintainya jatuh ke dalam perbuatan nista.
Cinta
itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian,
mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia,
membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang
baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-oang
yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah.
Ahmad Rifa’I Rif’an
jugan mendeskripsikan tentang cinta:
“Cinta terbaik adalah saat kau
mencintai seseorang yang membuat akhlakmu makin indah, jiwamu makin damai, dan
hatimu makin bijak. Dia tak hanya ingin bersamamu di dunia, tapi berupaya agar
bersamamu di syurga-Nya.
Jadi,
kekuatan cinta yang paling utama adalah rasa cinta kita terhadap Tuhan kita,
karena Dialah sebaik-baik pemberi cinta. Jika landasan cinta kita karena-Nya,
maka Dia akan meridhoi setiap perjalanan cinta kita di dunia.
Menurut Salman al-Farisi ra, ia berkata:
“Aku tertawa (heran) kepada
orang-orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus
mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah
lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal
tidak tahu apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.”
Janganlah
kita mengejar cinta dunia yang hanyalah semu dan memperdayakan kita, sehingga
kita melupakan sang Pemberi cinta. Ingatlah bahwasanya hidup di dunia ini
hanyalah sementara, sementara hidup di akhirat adalah kekal selama-lamanya.
Sesungguhnya malaikat maut mengintai kita sebanyak 70 kali setiap hari. Kita
tak pernah tahu kapan kita akan meninggalkan dunia yang fana ini, entah esok,
lusa, mingggu depan, bulan depan, atau kapanpun, kita tak pernah bisa mengira.
Jadi, yang bisa kita lakukan adalah menjalani hidup di dunia dengan seseorang
yang sudah ditakdirkan oleh Allah dalam episode-episode cinta yang berlandaskan
cinta haqiqi karena-Nya. Bangunlah kekuatan cinta dengan pasangan kita karena
Allah semata. Cinta yang indah, cinta yang
bisa memberikan semangat dan kekuatan diri kita dan pasangan kita untuk
hidup di dunia sesuai syari’at-Nya. Sehingga kelak Allah akan mempertemukan
kita dengan pasangan kita di syurga-Nya.
xxx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar